Saat ini hampir setiap hari, media massa kita baik media elektronik ataupun media cetak memberitakan kasus-kasus memalukan yang diakibatkan oleh situs jejaring sosial seperti facebook ini. Dari kasus makelar cewek penjaja diri dengan makelarnya, sampai dengan yang terbaru seorang siswi smp dari sidoarjo yang kecantol dengan seorang pria yang dikenalnya melalui facebook yang masih berusia 18 tahun di daerah jakarta. Hal ini menghadirkan begitu banyak komentar-komentar menyesatkan di masyarakat yang menggambarkan begitu menakutkannya FACEBOOK tersebut. Hal ini membuat saya tak habis pikir, bagaimana mereka bisa memberikan komentar negatif tersebut. Dalam hati saya juga bertanya " Apakah mereka sudah pernah menggunakan Facebook?" Tidak hanya tahu dari dari omongan ke omongan yang terkadang hanya menceritakan satu sisinya saja, parahnya lagi jika hanya sisi negatifnya saja yang digembar gemborkan karena ketidak mengertian meeka terhadap situs jejaring sosial seperti Facebook ini. Pernahkah mereka yang berpikir tersebut membayangkan untuk menggunakan facebook agar mereka tahu sisi positifnya juga. Saya yakin jika ini mereka lakukan mereka akan banyak tahu apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan hal-hal positif.
Mungkin ada baiknya saya memberikan 2 contoh positif saja untuk penggunaan facebook ini , yakni
Jadi fenomena facebook ini tidak perlu disikapi secara berlebihan, semuanya tergantung kita menyikapi dan menggunakan sesuai dengan yang kita harapkan dalam bentuk yang positif. Adanya kejadian-kejadian negatif yang dilakukan melalui facebook sebenarnya adalah reaksi penggunanya dan bukan aksinya. Bagaimana mereka berani menjajakan diri atau memakelarkan seseorang untuk bisnis prostitusi, ini karena mereka bereaksi akibat aksi-aksi mereka didunia nyata yag semakin tersudut. begitu pula kasus siswi smp sidoarjo yang sampai begitu menghayati hubungannya dengan seorang pria dijakarta berusia 18 tahun melalui facebook, ini juga karena reaksi dari pendiikan dan kenyamanan siswi tersebut didalam keluarga dan lingkungan nyatanya yang merasa terusik dengan banyak aturan-aturan yang dibebanka menurutnya. Saya buka mendukung reaksi-reaksi negatif tersebut, namun ada baiknya marilah kita bersama-sama tidak menyalahkan kemajuan tekhnologi yang tak dapat terhindarkan. hanya saja munkin kita butuh filter untu penggunaannya. Dan sebelumnya kita perlu berkaca pada dunia nyata aksi para pelakunya, sejauh mana mereka melakukan yang terbaik untuk dirinya dan bukan terbaik buat yang menginginkanya, walau hal ini bukan sepenuhnya berarti kita lepaskan tanggung jawab kita tetapi yang terpenting bagaimana cara kita untuk berupaya mereka melakukan yang terbaik untuk dirinya. Jika hal ini dilakukan dengan benar. Maka kita akan mendapatkan solusi terbaik dimana kita dapat melihat kebahagiannya dan satu sisi lagi harapan kita akan terwujud. Bukankah kita ingin yang terbaik ?.
Penulis : Zahir Gadri
www.zahirgadri.blogspot.com
Mungkin ada baiknya saya memberikan 2 contoh positif saja untuk penggunaan facebook ini , yakni
- Kasus bibit chandra (KPK) terselesaikan setelah ada dukungan dari para pengguna facebook , yang mendesak pemerintah dan aparat hukum untuk segera menyelesaikan kasus yang terlalu lama prosnya.
- Koin Prita, dimana kita bisa melihat bentuk kepedulian sesama terhadap seorang ibu yang berjuang demi mecari keadilan.
Jadi fenomena facebook ini tidak perlu disikapi secara berlebihan, semuanya tergantung kita menyikapi dan menggunakan sesuai dengan yang kita harapkan dalam bentuk yang positif. Adanya kejadian-kejadian negatif yang dilakukan melalui facebook sebenarnya adalah reaksi penggunanya dan bukan aksinya. Bagaimana mereka berani menjajakan diri atau memakelarkan seseorang untuk bisnis prostitusi, ini karena mereka bereaksi akibat aksi-aksi mereka didunia nyata yag semakin tersudut. begitu pula kasus siswi smp sidoarjo yang sampai begitu menghayati hubungannya dengan seorang pria dijakarta berusia 18 tahun melalui facebook, ini juga karena reaksi dari pendiikan dan kenyamanan siswi tersebut didalam keluarga dan lingkungan nyatanya yang merasa terusik dengan banyak aturan-aturan yang dibebanka menurutnya. Saya buka mendukung reaksi-reaksi negatif tersebut, namun ada baiknya marilah kita bersama-sama tidak menyalahkan kemajuan tekhnologi yang tak dapat terhindarkan. hanya saja munkin kita butuh filter untu penggunaannya. Dan sebelumnya kita perlu berkaca pada dunia nyata aksi para pelakunya, sejauh mana mereka melakukan yang terbaik untuk dirinya dan bukan terbaik buat yang menginginkanya, walau hal ini bukan sepenuhnya berarti kita lepaskan tanggung jawab kita tetapi yang terpenting bagaimana cara kita untuk berupaya mereka melakukan yang terbaik untuk dirinya. Jika hal ini dilakukan dengan benar. Maka kita akan mendapatkan solusi terbaik dimana kita dapat melihat kebahagiannya dan satu sisi lagi harapan kita akan terwujud. Bukankah kita ingin yang terbaik ?.
Penulis : Zahir Gadri
www.zahirgadri.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar